Minggu, 24 Februari 2008

Keutamaan Puasa

“Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya), dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyuk, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yang berpuasa, dan kaum pria serta wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Allah, Allah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab: 35)

“Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah: 184).

Rasulullah telah menjelaskan dalam hadits shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Allah telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa, yaitu Ar-Rayyan. Orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terakhir yang puasa, maka ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk, akan minum dan barangsiapa yang minum, tidak akan merasa haus untuk selamanya.
Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang.
“Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu ba’ah (mampu dengan berbagai macam persiapannya), hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah berpuasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Allah, kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim (tujuh puluh tahun).” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka.” (HR. Ahmad).

“Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka diantara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi.” (HR. Tirmidzi).

Dari Abu Umamah, “Aku berkata (kepada Rasulullah): ‘Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkankuke surga.’ Beliau menjawab, ‘Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu.’ ” (HR. Nasa’I, Ibnu Hibban, Al Hakim).

Dari Abu Hurairah, (bahwasanya) Rasulullah bersabda (yang artinya): “Semua amalan Bani Adam untuknya kecuali puasa (baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa, karena pahalanya tidak terbatas), karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya. Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa, janganlah berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah: ‘Aku sedang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau misk. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).