Minggu, 24 Februari 2008

Pertanyaan Populer Gizi

1. Jelaskan prinsip menurut Ilmu Gizi Dasar mengenai terjadinya kasus berikut.
· Joko banyak makan namun badannya kurus
· Rudi makannya sedikit namun badannya gemuk
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?Jelaskan perbandingan kasus tersebut! Jelaskan pula dengan memberikan contoh tentang proses terjadinya obesitas!
Jawab:
Jika ingin mengetahui secara pasti mengapa kedua kasus itu bisa terjadi maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya tiap individu. Namun secara teoritis, hal itu bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan sbb.
a. Jawaban untuk kasus Joko adalah jelas bahwa ia berada dalam kondisi defisit energi. Penyebabnya kemungkinan:
· asupan energi besar tetapi aktivitas fisiknya berat sehingga jumlah penggunaan energi lebih besar lagi. Akibatnya, ia tetap dalam kondisi defisit energi.
· Penggunaan energi untuk metabolisme dalam keadaan istirahat meningkat karena ia menderita suatu penyakit kronis.
· Makanan yang dikonsumsi tidak dicerna atau diserap usus dengan baik karena ada gangguan fungsi saluran pencernaan.
b. Jawaban untuk kasus Rudi adalah jelas bahwa ia berada dalam kondisi surplus energi walaupun makannya sedikit. Penyebabnnya kemungkinan:
· aktivitasnya sangat ringan sehingga asupan energi dari makanannya yang sedikit itu tetap lebih besar daripada penggunaannya.
· Penggunaan energi untuk metabolisme saat istirahat rendah karena ia menderita hipotiroidi, yaitu penyakit yang menyebabkan kelenjar gondok kurang memroduksi hormone tiroid pengatur laju metabolisme.

Dalam bukunya, Obesitas dan Penanggulangannya, Kunkun K. Wiramihardja (2004:70) menjelaskan sbb.
Bila total asupan energi (total energyi intake) dalam sehari kurang dari energi yang digunakan (Total Energy Expenditure = TEE), maka pada hari itu tubuh berada dalam kondisi kekurangan energi (deficit energy) atau tubuh berada dalam kondisi keseimbangan energi negatif. Dalam keadaan ini tubuh akan menggunakan cadangan energi yang tersimpan dalam lemak simpanan dan glikogen. Jumlah glikogen cadangan hanya sedikit sehingga cepat habis terpakai, sedangkan cadangan lemak sangat besar. Cadangan lemak tubuh bisa mencapai puluhan kilogram. Cadangan lemak yang hanya seberat 1 kg saja dapat menyediakan energi sebesar 7000 kkal (dapat memasok penggunaan energi selama tiga hari, walaupun orang berpuasa selama tiga hari pula). Pemakaian lemak simpanan akan menyebabkan berat badan turun.

Bila antara asupan energi dan penggunaan energi sama besar, tubuh berada dalam keadaan energi seimbang (balanced energy). Pada keadaan ini, tubuh tidak akan menggunakan cadangan energi dan akibatnya berat badan akan tetap, tidak turun dan tidak naik.

Bila asupan energi melebihi penggunaannya, tubuh mengalami kelebihan energi (surplus energi) atau tubuh dalam keseimbangan energi positif. Dalam keadaan ini, kelebihan energi akan disimpan oleh tubuh, sedikit sebagai glikogen dan yang terbesar sebagi lemak. Lemak disimpan di dalam sel lemak. Ukuran sel lemak di jaringan lemak (adiposa) menjadi bertambah besar. Lemak yang tersimpan di jaringan adiposa disebut sebagai lemak simpanan (depot) cadangan energi. Lemak yang tersimpan sebagai cadangan energi dapat berasal dari kelebihan asupan lemak, kelebihan protein, atau kelebihan karbohidrat. Bertambahnya lemak simpanan akan menambah berat badan.

Surplus energi yang terjadi setiap hari akan menambah lemak setiap hari dan tentu berat badan pun akan bertambah setiap hari pula. Tambahan berat badan yang terus-menerus akan menyebabkan tubuh mencapai kondisi kelebihan berat kemudian menjadi obesitas.
Jadi, obesitas terjadi secara bertahap, tidak sekaligus.

Contoh: Bila lemak simpanan setiap hari terbentuk sebanyak 10 gram (berasal dari surplus energi akibat kebiasaan mengonsumsi dua buah permen) maka dalam sebulan akan terbentuk 300 gram dan setahun terbentuk 3600 gram lemak simpanan. Dalam jangka waktu 10 tahun, lemak simpanan akan bertambah 36 kg.
Jadi, bila dua puluh tahun yang lalu berat Anda 50 kg dan sekarang bobot badan menjadi 70 kg, berarti rata-rata tiap tahun berat Anda bertambah 1 kg atau setiap hari rata-rata berat naik sekitar 3 gram saja.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan diet? Sebutkan beberapa contoh diet dan bandingkan prinsip diet tersebut! Terangkan pula bagaimanakah pola diet yang sehat?
Jawab:
Diet adalah pilihan makanan yang biasa dikonsumsi seseorang (Barker HM, Lees R: Nutrition and Dietetics for Health Care. 9th ed. 1996 pp.3).
Diet adalah mengatur makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Dalam diet harus diatur frekuensi perolehan, jumlah, dan susunan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Artinya, jumlah dan komposisi zat gizi diatur pula (Kunkun W., 2004:132).

Beberapa contoh diet yang berkembang saat ini:
1. Diet dr. Atkins
Diet ini dikenal pula dengan nama diet harimau (tiger diet) karena pendiet dianjurkan hanya mengonsumsi makanan sumber protein hewani dan lemak tanpa batas (seperti harimau atau kucing). Dalam bukunya yang berjudul “Dr. Atkins’s Diet Revolution”, dr. Atkins hanya membolehkan pendiet makan daging, ikan, dan ayam. Komposisi diet ini sangat rendah karbohidrat (<20%) dan tinggi lemak serta protein.

Dr. Atkins berusaha meyakinkan dunia bahwa kita tidak akan mengalami masalah dalam mengonsumsi lemak selama dapat mengurangi karbohidrat secara ekstrem dari makanan. Ternyata praktik diet ala macan ini membawa dampak kurang baik terhadap kesehatan.

Tingginya kadar lemak dalam diet ini menyebabakan kadar benda-benda keton di dalam darah meningkat sehingga menimbulkan rasa tidak enak (enek-bhs Jawa) yang sangat mengurangi nafsu makan. Benda keton adalah zat-zat yang dihasilkan dari penguraian asam lemak. Asam lemak dihasilkan dari penguraian lemak yang diebut trigliserida. Pada orang yang tidak berdiet pun benda keton dihasilkan, tetapi jumlahnya tidak banyak sehingga tidak menekan nafsu makan. Diet ini berbahaya untuk dilakukan apalagi dalam waktu lama, karena peningkatan kadar keton dalam darah berpotensi mengganggu kesehatan ginjal dan terjadinya ketoasidosis, yaitu gangguan keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh yang berpotensi mengganggu kesehatan. Selain itu,diet ini rendah vitamin C dan mempercepat kehilangan kalsium dari tubuh (Michael T., 2007:90).

2. Diet Fiber
Dewasa ini di supermarket, toko obat, atau apotek di Indonesia, banyak tersedia berbagai fiber yang dikemas sebagai makanan kesehatan yang berfungsi untuk menurunkan berat badan. Bila kita telaah, ternyata fiber berfungsi sebagai pengenyang karena ia akan mengembang di dalam lambung sehingga bila dikonsumsi sebelum makan, dapat mengurangi porsi makan. Semua jenis serat dapat memperbesar jumlah feses sehingga serat lebih cocok bila digunakan unutk mengatasi kesulitan buang air besar, itupun bila disertai dengan banyak minum. Selain itu, serat yang larut air dapat menghambat proses penyerapan karbohidrat dan lemak di usus, tetapi hambatannya tidak terjadi total. Mengonsumsi serat larut air dalam jumlah cukup sangat dianjurkan bagi penderita diabetes dan dislipidemia (Kunkun W., 2004:142).

Informasi yang biasa terdapat pada brosur produk fiber mengatakan bahwa produk mereka dapat dijadikan makanan pengganti. Informasi ini samgat menyesatkan karena berat badan yang turun dapat disertai dengan kekurangan protein, asam lemak esensial, dan zat gizi lainnya. Dengan diet ini dapat terjadi kekurangan penyerapan mineral, seperti besi, mangan, seng, dan lainnya sehingga dapat menimbulkan penyakit kekurangan mineral.

3. Diet Food Combining
Diet ini membagi makan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok protein, kelompok karbohidrat, dan kelompok sayur plus buah. Dalam aturan mainnya, secara umum diet ini melarang dikonsumsinya karbohidrat bersamaan dengan protein, namun mengizinkan dikonsumsinya karbohidrat bersama buah dan sayur atau protein dikonsumsi bersama buah dan sayur (Michael T., 2007:93).

Ternyata kunci keberhasilan diet ini terletak pada kombinasi makanan yang tidak biasa dimakan karena pada umumnya kombinasi makanan kita terdiri atas karbohidrat (nasi) ditambah protein hewani (ayam, ikan) ataupun protein nabati (tahu, tempe) beserta sayuran yang biasa dimasak dengan menggunakan sedikit minyak, tak jarang pula ditutup dengan menyantap buah. Karena kebiasaan tersebut, rasa puas kita terhadap makanan baru dapat terpenuhi bila kita makan makanan yang memiliki kombinasi lengkap. Akibat pola makan baru tersebut, kenikmatan makanan menjadi berkurang karena tidak mengandung bahan makanan secara lengkap. Hal ini mengurangi nafsu kita untuk makan lebih banyak dan dapat menurunkan berat badan kita.


Cara diet adalah pilihan yang sifatnya subjektif bagi setiap orang. Namun ada prinsip dasar dalam melakukan diet yang sehat, yaitu:
· Kenali keadaan tubuh, apakah kita mengidap penyakit tertentu sehingga membutuhkan pengawasan dari dokter atau tidak.
· Tentukan target berat badan yang ingin dicapai. Dalam membuat target, pendiet harus merencanakan dengan wajar, sesuai dengan kemampuan tubuhnya agar tidak terpancing untuk membuat target pencapaian yang muluk-muluk agar tidak berujung pada kekecewaan yang menimbulkan rasa putus asa. Perhatikan pula jumlah makanan yang akan dikonsumsi, yaitu tidak boleh terlalu sedikit jumlahnya (meskipun jumlahnya dikurangi namun nilai gizinya harus tetap dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat). Makanan yang digunakan sebaiknya berasal dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan dan sayuran segar dan tidak dalam bentuk eksrtrak maupun tablet. Alasannya agar dapat menimbulkan rasa kenyang lebih lama dan mengandung lebih banyak zat gizi alami yang baik untuk menjaga kesehatan.
· Memerhatikan cita rasa makanan, yaitu harus enak dapat memberikan rasa puas sehingga kita bersemangat melakukan diet untuk jangka waktu yang lebih lama.
· Tentukan lama diet karena diet itu memberikan tekanan atau hukuman pada tubuh. Oleh karena itu, jangan terlalu lama dan berlebihan dalam melakukan diet ketat. Imbangi diet dengan olahraga yang cukup.
· Setelah memeroleh berat badan yang diinginkan, pertahankanlah dengan terus melakukan pola hidup sehat (makan teratur dengan memerhatikan jumlah dan jenisnya) dan mengonsumsi intake yang bergizi secukupnya serta olahraga secara teratur.


Sumber:

Wiramihardja, Kunkun K. 2004. Obesitas dan penanggulangannya. Bandung: Granada.
Triangto, Michael. 2007. Langsing dan Sehat dengan Sports Theraphy. Jakarta: PT Intisari Mediatama.